Kelemahan Avanza-Xenia Gen Pertama dan Kedua
Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza telah lama menjadi primadona di pasar low multi purpose vehicle (LMPV) sejak diluncurkan pada tahn 2004. Hal ini sejalan dengan penjualan kembarannya yaitu Toyota Avanza. Baca juga update terbaru tentang 10 Perbedaan Avanza 2022 dan Veloz 2021
Kedua berhasil meraih penjualan dan memimpin selama lebih 10 tahun sejak diluncurkan. Memang Antara keduanya berada di penempatan berbeda teruta pada kapasitas mesinnya.
Pada Generasi Pertama, Toyota Avanza mengusung mesin 1.300 cc empat silinder dengan kode K3-VE, sedangkan Xenia bermesin 1.000 cc tiga silinder berkode EJ-VE. Model pertama Avanza ini memiliki dua varian, yakni E dan G. Sementara Xenia terdiri dari tiga varian, yakni Mi, Li, dan Xi (mesin 1.300 cc).
Kedua berhasil meraih penjualan dan memimpin selama lebih 10 tahun sejak diluncurkan. Memang Antara keduanya berada di penempatan berbeda teruta pada kapasitas mesinnya.
Pada Generasi Pertama, Toyota Avanza mengusung mesin 1.300 cc empat silinder dengan kode K3-VE, sedangkan Xenia bermesin 1.000 cc tiga silinder berkode EJ-VE. Model pertama Avanza ini memiliki dua varian, yakni E dan G. Sementara Xenia terdiri dari tiga varian, yakni Mi, Li, dan Xi (mesin 1.300 cc).
Baca juga: Sejarah Xenia
Pada April 2004, Toyota melansir Avanza S bermesin 1.500 cc 3SZ-VE dengan pilihan transmisi manual dan otomatis. Avanza generasi pertama ini mendapat respons positif saat itu, karena dijual mulai Rp 70 juta per unit. Setelah mobil dikirim ke konsumen dan digunakan, terdapat beberapa kelemahan utama yang dikeluhkan konsumen pada Acanza-Xenia Generasi Pertama ini. Apa saja itu, mari kita bahas lebih jauh:
1. Performa mesinnya, khsusnya mesin berkode EJ-VE 1.000 cc yang dibawa Xenia. Performa mesinnya sering ndut-ndutan terutama pada saat melakukan pergantian di gigi rendah.
2. Sistem suspensinya memang dirasakan kurang nyaman apalagi timbl gejala mengayun atau "ajrut-ajrutan", pada saat melewati polisi tidur, ataupun jalan rusak dan berlobang. Dampak lainnya, gejala body roll atau semakin teras.
3. Kekedapan kabin sangat minim terdeteksi dari getaran dan suara mesin terdengar cukup jelas saat kita berada di dalam kabin. Apalagi saat melaju di jalan tol bunyi ini semakin terasa bising .
Sementara pada Generasi Kedua sudah mengalami perubahan, namun tetap saja masih ada beberapa kekurangannnya: berikut kekurangan generasi kedua Avanza-Xenia yang diluncurkan pada Juli 2006 yang mengandalkan mesin berteknologi VVT-i ini:
1. Tingkat kenyamanan kabin lebih baik dari Gen 1, namun dikelasnya masih kalah dari pesaingnya lainnya
2. Electronic Power Steering (EPS) yang merupakan bagian dari kesatuan steering rack kurang awet dibandingkan EPS di mobil Toyota tipe lain.
3. Sistem pendinginnya yang masih memakai single motorfan, sehingga ketika terjadi masalah pada sistem pendinginan, otomatis mobil bisa dikatakan tidak dapat dijalankan.
4. Fitur teknologi Drive by Wire yang tidak ada, sementara para pesaing sudah adopsi teknologi ini. Dengan adanya teknologi ini kinerja mesin makin bagus terutama menghemat bahan bakar dan kerja mesin lebih efisien.
Semoga ulasan tentang kelemahan Avanza-Xenia Generasi Pertama dan Kedua ini bisa bermanfaat bagi para pecinta otomotif Tanah Air.
Pada April 2004, Toyota melansir Avanza S bermesin 1.500 cc 3SZ-VE dengan pilihan transmisi manual dan otomatis. Avanza generasi pertama ini mendapat respons positif saat itu, karena dijual mulai Rp 70 juta per unit. Setelah mobil dikirim ke konsumen dan digunakan, terdapat beberapa kelemahan utama yang dikeluhkan konsumen pada Acanza-Xenia Generasi Pertama ini. Apa saja itu, mari kita bahas lebih jauh:
1. Performa mesinnya, khsusnya mesin berkode EJ-VE 1.000 cc yang dibawa Xenia. Performa mesinnya sering ndut-ndutan terutama pada saat melakukan pergantian di gigi rendah.
2. Sistem suspensinya memang dirasakan kurang nyaman apalagi timbl gejala mengayun atau "ajrut-ajrutan", pada saat melewati polisi tidur, ataupun jalan rusak dan berlobang. Dampak lainnya, gejala body roll atau semakin teras.
3. Kekedapan kabin sangat minim terdeteksi dari getaran dan suara mesin terdengar cukup jelas saat kita berada di dalam kabin. Apalagi saat melaju di jalan tol bunyi ini semakin terasa bising .
Sementara pada Generasi Kedua sudah mengalami perubahan, namun tetap saja masih ada beberapa kekurangannnya: berikut kekurangan generasi kedua Avanza-Xenia yang diluncurkan pada Juli 2006 yang mengandalkan mesin berteknologi VVT-i ini:
1. Tingkat kenyamanan kabin lebih baik dari Gen 1, namun dikelasnya masih kalah dari pesaingnya lainnya
2. Electronic Power Steering (EPS) yang merupakan bagian dari kesatuan steering rack kurang awet dibandingkan EPS di mobil Toyota tipe lain.
3. Sistem pendinginnya yang masih memakai single motorfan, sehingga ketika terjadi masalah pada sistem pendinginan, otomatis mobil bisa dikatakan tidak dapat dijalankan.
4. Fitur teknologi Drive by Wire yang tidak ada, sementara para pesaing sudah adopsi teknologi ini. Dengan adanya teknologi ini kinerja mesin makin bagus terutama menghemat bahan bakar dan kerja mesin lebih efisien.
Semoga ulasan tentang kelemahan Avanza-Xenia Generasi Pertama dan Kedua ini bisa bermanfaat bagi para pecinta otomotif Tanah Air.
0 Response to "Kelemahan Avanza-Xenia Gen Pertama dan Kedua"
Post a Comment