Pengalaman Mudik 2019 Jakarta Padang Konvoi 17 Mobil Lewat Jalur Lintas Barat with RTS Community
Cerita mudik dari OmWik seorang Youtuber ke meja Redaksi.
Mudik ke Padang atau tepatnya ke Solok memang gak pernah membosankan bagi Kami. Momen setahun sekali yang selalu ditunggu-tunggu. Selalu semangat untuk menjalaninya. Apalagi bagi putri kami Ayesha, yang ingin ketemu Nenek dan sepupunya di Solok.
Sebulan menjelang keberangkatan mudik, segala sesuatu sudah di cicil persiapannya agar tidak menggangu dalam menjalankan ibadah puasa.
Alhamdulillah, Mudik bareng 2019 ini, Kita bareng lagi dengan Road to Sumatra (RTS) community dengan melewati jalur lintas barat (jalinbar) Sumatera. Berarti ini sudah kelima kalinya, Kami mudik bareng RTS yang di pelopori oleh om Sony.
Pejuang Linbar Sumatra |
Mobil sudah di servis seminggu sebelum keberangkatan, pasang roof rack + roof box. Kemudian juga sempat ganti beberapa part kaki-kaki dan engine mounting yang dibantu pemasangannya oleh om Sony. Untuk urusan baju dan oleh- oleh disiapkan oleh ummi dan Ayesha.
Rombongan RTS yang mudik tahun ini cukup ramai dan terbagi dalam beberapa group yang disesuaikan dengan jalur dan tanggal keberangkatan yang kemudian anggotanya masing-masing memiliki WhatsApp group (WAG). Tahun Ini jalur lintas tengah masih tetap menjadi favorit. Sedangkan jalur lintas barat hanya satu rombongan besar yang berangkat berbarengan pada tanggal 29 Mei 2019.
Konvoi RTS lintas barat sumatera ini diikuti sebanyak 17 mobil yang terdiri dari keluarga:
1. Om Jendra
2. Om Helmy
3. Om Sony
4. Om Arief
5. Om Fikri
6. Om Hendro
7. Om Isra
8. Om Fendi
9. Om Safril
10. Om Abi
11. Om Wikey
12. Om Doni Osmond
13. Om Mahfud
14. Om Merios
15. Om Feby
16. Om Anton
17. Om Yandri HEP
Dan sesuai kesepakatan semua anggota rombongan diwajibkan memiliki alat komunikasi berupa (Handy Talkie) HT atau Rig agar mempermudah koordinasi saat konvoi mudik. Dan seperti biasa Om Jendra ditetapkan sebagai Road Captain (RC) Dan om Yandri HEP sebagai Sweeper (SW) karena keduanya memiliki Rig yang tentu nya jangkauan alat ini lebih baik daripada HT.
Om Jendra juga sudah menyusun run down perjalanan baik jadwal keberangkatan serta estimasi perjalanan dengan cermat. Sehingga persiapan mudik kali ini sangat matang.
Rabu, 29 Mei 2019
Setelah loading barang dari pagi, akhirnya kami siap untuk berangkat. Susunan bangku belakang sengaja di atur agar Ayesha bisa tidur nyenyak di perjalanan apalagi ditambah dengan kasur busa yang bisa dilipat. Mobil juga sudah dipasangi dengan stiker dan nomor punggung agar mudah dikenali saat perjalanan mudik.
10.30 WIB: Bismillah, perlahan kami mulai menuju tikum 1 yaitu di rest area (RA) km 68 Serang. Perjalanan dari gerbang tol Pisangan Baru melewati Ancol - Lingkar Luar Barat hingga RA km 68 Serang sangat lancar sehingga sekitar jam 12.00 WIB kami sudah bergabung dengan rekan-rekan RTS lainnya yang sudah terlebih dahulu tiba disana. Terlihat juga rombongan konvoi RTS yang ingin melewati jalur lintas tengah.
Di rest area ini kami sholat, kemudian menunggu rekan lain serta berkenalan dengan rekan-rekan yang baru. Setelah semuanya lengkap kecuali om Fikri (nyusul) kami melakukan briefing dan bersiap untuk menuju pelabuhan Merak.
13.00 WIB, rombongan mulai bergerak menuju merak dengan dipandu oleh Om Jendra dan om Yandri HEP agar konvoi tetap rapi. Perjalanan juga lancar sehingga tidak sampai satu jam kami sudah masuk ke pelabuhan.
Namun saya dan om Jendra, sempat mengalami kendala saat masuk pelabuhan karena tiket yang dibeli saat online bermasalah karena sistem ticketing nya belum siap, begitu kata petugas. Namun setelah menunggu sekitar 5 menitan baru bisa masuk. Sedangkan teman yang beli manual atau langsung malah lebih cepat prosesnya.
14:00 WIB: Pelabuhan masih sepi, setelah re-group dan menunggu om Fikri, kami diarahkan oleh petugas menuju dermaga 7, namun di dermaga ini kami harus menunggu kapal cukup lama, ada sekitar 1 jam an.
Om Arief lagi shooting |
15.00 WIB: akhirnya kapal yang kami tnggu berlabuh dan kami mulai naik ke bagian atas dek. Kapal yang kami tumpangi cukup besar dan juga lega karena isinya tidak penuh sehingga bisa menggelar tikar disana sambil istirahat dan ngobrol satu sama lain. Kapal pun perlahan meninggalkan pulau Jawa dengan lama perjalanan sekitar 2 jam an.
17.30 WIB: kapal bersandar dan terlihat icon Lampung yaitu Menara Siger, satu persatu mobil mulai turun dan keluar dari lambung kapal. Serta terdengar suara adzan Maghrib sehingga kami langsung berbuka dengan bekal yang kami bawa sambil jalan menuju tol Bakauheni dan keluar di Kotabaru. Jalan tol ini masih lancar sehingga perjalanan lancar hingga keluar di Kotabaru. Namun selepas keluar tol kami langsung disambut oleh jalanan yang berdebu serta banyak lobang menuju ke Begadang 5 di Lampung
19:40 WIB: Kami tiba di begadang 5 dan ISHOMA disini sekitar 1 jam an lebih.
21.00 WIB: Konvoi kembali bergerak menuju Bandar Lampung dengan tujuan tikum berikutnya adalah masjid Imaduddin. Rombongan sempat terputus beberapa saat karena lumayan ramainya lalu lintas di daerah ini, namun dengan arahan dari RC, Kami bisa kembali ke rangkaian. Lepas dari Bandar Lampung, kami berbelok ke arah piring Sewu dan Kota Agung. Jalanan yang sepi dan berkelok kami lalui dengan lancar. Agar tidak mengantuk, kami saling bersahutan di HT dan Rig dan sesekali om Jendra memandu rombongan saat melewati mobil dan truk yang akan dilewati.
Kamis, 30 Mei 2019
Jam 11.00 WIB, kami mendarat mulus di masjid Imaduddin. Rekan-rekan lain ada yang ngopi dan ngobrol. Setelah ngobrol saya memutuskan untuk tidur sebentar di teras masjid karena masih ada waktu sekitar setengah jam an sebelum jalan lagi pada jam 01.00 WIB. Saya juga sempat berpesan kepada om Fikri bahwa saya mau tidur dulu saat berpapasan. Namun sepertinya beliau lupa untuk membangunkan sehingga saya ketinggalan rombongan.
Masih Semangat? @ Masjid Imaduddin |
Ada sekitar 30 menitan kami tertinggal, karena HT sudah lowbat sehingga harus di setting lagi untuk menggunakan colokan charger dan terhalang oleh mobil truk pada saat memasuki kawasan hutan.
Berbekal keyakinan yang kuat, saya niatkan untuk menyusul rombongan meskipun ada rasa takut saat memasuki kawasan hutan ini. Apalagi kami sempat terhalang oleh truk, dan ada beberapa orang yang keluar dari truk menuju arah mobil, sehingga kami sempat berpikiran negatif terhadap orang tersebut. Namun rupanya hanya mengarahkan mobil kami agar lebih ke pinggir.
Setelah melewati truk, jalanan sepi, gelap dan cukup kecil. Sambil berzikir, saya mencoba memacu kendaraan secepat mungkin di jalan tanjakan dan turunan yang berkelok-kelok dalam hutan bukit barisan. Kami sempat di lewati oleh 2 mobil Avanza berplat nomor BE yang kemungkinan adalah mobil travel, karena mereka melaju dengan dan terlihat hafal dengan tikungan jalan. Sehingga kami mencoba mengikuti nya dari belakang, namun lama kelamaan semakin tertinggal. Sesekali terdengar bunyi suara om Jendra dan om Yandri lewat HT meskipun tidak jelas, berarti ini pertanda kami sudah dekat dengan rombongan.
Alhamdulillah ada 1,5 jam-an lebih kami baru bisa menyusul rombongan konvoi yang ternyata tidak tahu bahwa saya tertinggal di masjid Imaduddin.
04.30 WIB, rombongan berhenti di sebuah SPBU daerah Krui untuk beristirahat, sahur dan sholat. Selepas itu kami lanjutkan perjalanan menyusuri jalanan yang dipinggir nya pantai yang terlihat indah.
Rombongan sempat berhenti 3 kali di beberapa tempat untuk berfoto, karena viewsnya emang bagus seperti turunan di daerah Krui dan Pantai Linau.
09:30 WIB rombongan berhenti di pantai Linau, sambil istirahat dan ada juga yang makan (gak puasa karena safar).
Setelah itu rombongan melanjutkan menuju Bintuhan yang terkenal dengan tanjakan manula nya.
12:00 WIB sampai di daerah Manna. Sebagian dari rombongan ada yang terpisah karena sudah tidak kuat menahan kantuk seperti om Arief dan om anton yang berhenti untuk istirahat di sebuah SPBU, sedangkan saya dan rombongan lain lanjut terus hingga berhenti di sebuah mesjid di daerah lais untuk sholat dan istirahat.
Setengah jam di masjid, saya lanjutkan perjalanan menuju kota Bengkulu berdua dengan om Doni dan kami sempat berhenti di Pantai Panjang untuk membeli air kelapa serta makanan untuk bekal makan malam di hotel biar tidak keluar lagi karena udah capek. Sampai di Hotel Grage tepat pada jam 15:00 WIB. Sementara rombongan yang lain sudah nyampe setengah jam lebih cepat dari kami.
Ambil kunci kamar yang sudah di booking oleh om Jendra, lalu saya istirahat, sementara Ayesha berenang setelah istirahat sebentar.
Hotel Grage, kamarnya lumayan luas dan memiliki pemandangan pantai dari kamarnya. Rekan-rekan lain juga istirahat di kamar masing-masing
Jum'at, 31 Mei 2019
08.30 WIB: 17 mobil mulai bergerak meninggalkan kota Bengkulu melewati Pantai Panjang, sementara saya dan om Rio ijin untuk mengisi BBM terlebih dahulu dan kemudian menyusul rombongan. Jalanan relatif mulus dan lancar.
Kami melewati jalur pinggir pantai dan berbelok ke jalur alternatif menuju ketahun yang di dominasi oleh kebun sawit. Jalur ini berkelok-kelok dan jalannya lumayan bagus.
11:08 WIB: kami sampai di Ketahun dan berhenti sambio menunggu rekan-rekan lain yang mengisi bensin di SPBU dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Muko-Muko.
Perjalanan ke Muko-Muko sangat lancar di dominasi pantai serta naik turun melewati bukit dan jalan yang sepi dan mulus.
Kembali pesona Pantai di lintas barat ini membuat kami harus berhenti beberapa kali untuk mengabadikan momen mudik ini, dengan arahan oleh om Arief barisan konvoi diatur sedemikian rupa agar untuk pengambilan dokumentasi video perjalanan mudik ini.
15.22 WIB: rombongan tiba di rumah makan Begadang 1 Muko-Muko, disini kita ISHOMA sekitar 1 jam an. Dan kembali melanjutkan perjalanan menuju kota berikut nya yaitu kota Padang.
Jalanan pada sore hari terlihat ramai, karena orang di sepanjang jalan banyak yang ingin ngabuburit dengan menggunakan sepeda motor dan juga banyak pasar yang jual "pabukoan" sehingga rombongan tidak bisa memacu kendaraan. Ditambah lagi banyak nya hewan ternak yang melintas dengan cuek bebek seperti sapi dan jalan pas masuk Sumatra barat ini banyak yang rusak.
18.33 WIB, berhenti di sebuah masjid untuk berbuka puasa di daerah Inderapura sambil regrup kembali karena ada yang terpisah. Selepas sholat lanjut perjalanan menuju Kambang
20:43 WIB: tiba di sebuah rumah makan yaitu sate SMSB Kambang yang direkomendasikan oleh om Doni yang juga ikut rombongan ini, karena beliau tujuannya ke Kambang. Menunya lumayan enak ada sate lokan, es tebak dan menu sate lainnya.
21:48 WIB: kami mulai jalan lagi menuju kota Painan setelah berpamitan dengan om Doni. Jalanan terlihat ramai apalagi ada truk yang membawa alat berat sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk melewatinya.
22:30 WIB, masuk kota Painan dan berhenti sebentar di SPBU sekalian pamit dan membuat grup kecil menuju kota tujuan masing-masing, kemudian lanjut lagi menuju kota Padang. Jalanan berkelok di malam hari membuat mata saya mulai terasa berat meskipun rekan-rekan yang lain sudah mulai bercerita lewat HT dan Rig sehingga saya ijin untuk memisahkan diri di daerah Bungus.
Sabtu, 1 Juni 2019
00:00 WIB saya dan om Anton memisahkan diri untuk sholat dan istirahat di sebuah masjid di Bungus. Ada sekitar 1 jam kami istirahat
01:00 WIB: kami melanjutkan perjalanan menuju kota Solok, namun mata saya masih terasa berat sehingga istirahat lagi di masjid Indarung, Padang pada jam 02:00 WIB.
03:00 WIB: setelah tidur lumayan cukup kali ini, saya dan om Anton lanjutkan perjalanan melewati sitinjau laut yang lumayan gelap, berkabut dan saya berpisah dengan om Anton di sebuah mesjid di daerah Sukarami, kemudian saya pun memacu mobil menuju kota Solok dan tiba di rumah Sumani tepat pada pukul 04.34 WIB. Alhamdulillah kedatangan kami disambut hangat oleh keluarga disana serta langsung Sahur pada saat itu juga.
Terima kasih buat rekan-rekan RTS community semua. Semoga di tahun-tahun berikutnya kita masih diberi kesempatan untuk mudik lagi, Aamiin.
0 Response to "Pengalaman Mudik 2019 Jakarta Padang Konvoi 17 Mobil Lewat Jalur Lintas Barat with RTS Community"
Post a Comment